Pada tanggal 07 September 2024, Pondok Pesantren Bustanul Falah kembali menggelar kegiatan Ahad Pon yang selalu dinantikan oleh para santri. Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang silaturahmi antar santri dan ustadz, tetapi juga sarana peningkatan ilmu dan pemahaman spiritual melalui tausiyah yang disampaikan oleh para kyai terkemuka. Pada kesempatan kali ini, materi inti disampaikan oleh K.H. Kholilurrahman, M.Pd., yang mengangkat tema penting: “Seorang guru harus bisa berlaku menjadi guru, dan siswa harus berlaku menjadi siswa.”
Peran Guru dalam Pendidikan
Dalam tausiyahnya, K.H. Kholilurrahman menekankan pentingnya peran guru dalam dunia pendidikan, terutama di lingkungan pesantren. Guru bukan hanya seorang pendidik, tetapi juga suri teladan yang memberikan contoh nyata kepada murid-muridnya. Menurut beliau, seorang guru harus memiliki kepribadian yang patut ditiru, baik dari segi keilmuan, moral, maupun sikap hidup sehari-hari. “Seorang guru harus bisa berlaku menjadi guru,” tegas beliau, yang berarti bahwa seorang guru harus mampu menjaga wibawa dan otoritasnya dalam mengajar serta membimbing siswanya.
Guru, lanjut beliau, bukan hanya dituntut untuk menguasai materi pelajaran, tetapi juga harus bisa memberikan inspirasi kepada siswa agar memiliki semangat belajar yang tinggi. Guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang kondusif dan mendukung perkembangan karakter siswanya. “Seorang guru yang baik tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan, tetapi juga mendidik akhlak dan budi pekerti,” jelas K.H. Kholilurrahman.
Sikap Siswa dalam Menuntut Ilmu
Selain menyoroti peran guru, K.H. Kholilurrahman juga mengingatkan para santri akan pentingnya sikap seorang siswa dalam menuntut ilmu. Beliau menegaskan, “Siswa harus berlaku menjadi siswa.” Pernyataan ini mengandung makna bahwa siswa harus memiliki adab dan etika yang baik dalam proses pembelajaran. Santri harus bersikap rendah hati, menghormati gurunya, serta rajin dan tekun dalam menuntut ilmu.
Beliau menekankan bahwa ilmu yang bermanfaat tidak hanya diperoleh dari hasil belajar, tetapi juga dari sikap tawadhu dan kesungguhan dalam menuntut ilmu. “Sikap hormat kepada guru dan sesama teman adalah salah satu kunci keberkahan dalam belajar,” kata K.H. Kholilurrahman.
Kesimpulan dari Tausiyah
Melalui tausiyah ini, K.H. Kholilurrahman mengajak semua pihak, baik guru maupun siswa, untuk kembali merenungkan peran dan tanggung jawab masing-masing dalam dunia pendidikan. Guru diharapkan menjadi panutan yang tidak hanya mendidik secara akademis, tetapi juga membentuk karakter siswa. Di sisi lain, siswa harus senantiasa menjaga adab, etika, serta memiliki semangat yang tinggi dalam menuntut ilmu.
Kegiatan Ahad Pon ini ditutup dengan doa bersama, dengan harapan agar seluruh santri Pondok Pesantren Bustanul Falah dapat mengambil hikmah dari tausiyah yang telah disampaikan dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan keberkahan kepada para guru dan santri dalam menuntut ilmu, serta membimbing mereka menuju kesuksesan dunia dan akhirat.